Selasa, 09 September 2008

Menumbuhkan Sayap

Thomas Alfa Edison pernah mengalami musibah dramatis. Pada tahun 1914, laboratorium tempat Edison menghasilkan banyak temuan-temuan penting, terbakar hebat. Kerugiannya mencapai dua juta dolar. Padahal, di dalamnya terdapat proyek-proyek penting.

Edison menyaksikan tragedi itu dengan ketenangan luar biasa. Bahkan, ia menganggap peristiwa itu adalah momen unik yang hanya dapat disaksikannya sekali seumur hidup. Karena itulah, matanya tak melewatkan hancurnya laboratorium itu sedetik pun.

Usia Edison kala itu 67 tahun. Hebatnya, usia senja tak membuatnya ciut untuk memulai kembali proyek-proyeknya yang hilang terbakar. Semangat membara dan tekad kuat mengantarkan Edison untuk kembali menuangkan ide dan membangun laboratorium baru. “Terima kasih, Tuhan, semua kesalahan kami telah dihancurkan. Dan di pabrik baru ini, aku akan memulai percobaan baru dengan lembaran baru yang bersih.” Dengan bijak, ia menyikapi musibah yang menghinggapi kehidupan.

“Ketika menghadapi kesulitan, beberapa orang tumbuh sayap, sedang yang lain mencari tongkat penyangga.” (Harold W. Ruoff)

Edison memilih untuk menumbuhkan sayap. Merajut harapan, tekad, dan semangat meski badai cobaan telah melantakkan bagian penting hidupnya. Tidak mudah, memang. Namun, sayap yang lahir dari sandungan-sandungan kesulitan itulah yang mampu membuatnya terbang, bahkan lebih tinggi daripada sebelumnya.

Orang yang mengalami kesulitan dan cobaan memang memiliki dua peluang. Akankah menumbuhkan sayap dan meneruskan hidup, atau mencari sandaran dan terus mengeluh.

Jika kita memilih untuk menumbuhkan sayap, itu artinya kita memutuskan untuk memecahkan persoalan dan mengangkat diri ke posisi yang lebih tinggi. Sebaliknya, bersandar pada tongkat tidak akan menyelesaikan persoalan, bahkan menenggelamkan diri pada ratapan dan penyesalan belaka.

Namun, toh, beberapa orang memutuskan untuk mencari tongkat penyangga. Berharap agar beban kehidupan tak memberat seiring rotasi bumi yang selalu membawa perubahan. Walau sebenarnya, tumbuh sayap adalah pilihan yang jauh lebih baik.

Dimuat di kolom 'Thing Anggrahini KD' Suara Merdeka, minggu pertama Juli 2008

4 komentar:

  1. Refleksi diri, sebenarnya..hehe..

    BalasHapus
  2. Alhamdulillah, akhirnya launching juga blognya.. :)

    BalasHapus
  3. weheheheheee.. bagus kata-katanya, bisa buat penyemangat .. semangattttttttttt!!!

    BalasHapus